Tingkatkan Ketahanan Terhadap Karhutla di Areal Rehab DAS, Dishut Rakorsus Bersama KLHK dan Adaro

“Rakorsus itu merupakan tindak lanjut hasil Rakor yang telah dilaksanakan sebelumnya tentang peristiwa karhutla di Gunung Pamaton yang merupakan areal rehabilitasi DAS PPKH PT Adaro Indonesia”

Silahkan Bagikan / Share :
Rakorsus Dishut Kalsel bersama KemenLHK RI dan PT Adaro Indonesia guna peningkatan ketahanan terhadap karhutla di areal rehab DAS (foto: TABIRkota/dishut kalsel)

BANJARBARU (TABIRkota) – Dalam rangka meningkatkan ketahanan terhadap bahaya kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di areal rehabilitasi Daerah Aliran Sungai (DAS), Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) menggelar Rapat Koodinasi Khusus (Rakorsus) bersama Kementrian Lingkungan Hidup (KemenLHK) dan PT Adaro Indonesia.

Menurut Kepala Dishut Kalsel, Hj Fathimatuzzahra, Rakorsus dilaksanakan di Hotel Santika Premierre Slipi, Jakarta pada Kamis (24/8) kemaren.

“Rakorsus dipimpin Direktur Jenderal (Dirjend) Planologi Kehutanan dan Tata Lingkungan, KemenLHK RI,” ujarnya di Banjarbaru, ibu kota Kalsel, Jum’at (25/8).

Rakorsus tersebut, katanya, merupakan tindak lanjut hasil Rapat Koordinasi (Rakor) yang telah dilaksanakan pada Senin (21/8) tentang peristiwa karhutla di Gunung Pamaton yang merupakan areal rehabilitasi DAS Persetujuan Penggunaan Kawasan Hutan (PPKH) PT Adaro Indonesia.

“Para Rakorsus, kita menyampaikan paparan terkait laporan pasca karhutla di area rehab DAS di Gunung Pamaton,” katanya.

Selain itu, tambahnya, juga dipaparkan tindak lanjut yang dapat dilakukan, seperti role model rehab DAS Terpadu, yaitu kolaborasi pengelolaan kawasan konservasi, jenis tanaman pengganti dan lainnya.

“Antisipasi karhutla di areal DAS itu dapat dilakukan salah satunya dengan kolaborasi pengelolaan kawasan konservasi antara KemenLHK, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Kalsel, perusahaan dan masyarakat sekitar,” tambahnya.

Spesifikasi pemilihan jenis tanaman untuk lokasi rehab DAS tersebut sangat marjinal dan disarankan jenis Gamal dan Kelor.

Fakta di lapangan yang diperoleh Dishut Kalsel menyebutkan, selain jenis Gamal dan Kelor, tanaman tidak bisa berkembang atau stagnan.

Sementara itu, pada Rakorsus tersebut, PT Adaro Indonesia memaparkan progress rehab DAS yang sudah mereka laksanakan sampai saat ini. (dev/ra)

Silahkan Bagikan / Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Pemkab Balangan Lakukan Evaluasi Internal SAKIP RB

Jum Agu 25 , 2023
"Setelah adanya tahapan evaluasi tersebut, diharapkan tujuan yang akan dicapai dapat lebih matang dan siap menghadapi SAKIP dari Kemenpan RB yang dijadwalkan pada September mendatang"

You May Like