
VIKI RAHARDJA memperhatikan dengan seksama saat tangan para barista itu bekerja. Mulai dari mempersiapkan, meracik hingga melukis kopi espresso itu dengan susu panas.
Bukan hanya keindahan lukisan yang dihasilkan, tetapi gerak cekatan dan kemampuan barista dalam mengolah secangkir kopi yang menawan dari segi tampilan, turut menjadi perhatiannya sebagai bahan penilaian. Karena saat itu, para barista itu sedang “bertarung”.
Ya, kalian tidak salah baca. 24 barista yang hadir di Maju Makmur Coffe Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan (Kalsel) itu, memang tengah bertarung. Mereka tengah adu kebolehan dalam ajang Latte Art Batle yang dilaksanakan Hero Kaffe & Roastery, Sabtu (17/6) lalu.
Viki Rahardja hadir saat itu sebagai juri yang bertugas menilai kemampuan para barista melukis di secangkir kopi. Ia yang seorang Coffe Influencer tersebut, pada kesempatan itu juga didapuk untuk berbagi pengalaman di dunia perkopian dengan para barista.
Lahir di Yogyakarta, Viki Rahardja telah melanglang buana hingga ke kancah Asia dalam dunia kopi. Ia sangat piawai dalam menciptakan lukisan menawan di secangkir kopi hingga memiliki tampilan yang menggugah selera.
“Latte Art merupakan seni melukiskan susu panas untuk menciptakan gambar atau desain dipermukaan secangkir kopi espresso,” kata Viki Rahardja.
Menurutnya, latte art di Indonesia dulu masih belum populer seperti sekarang. Bahkan di Eropa, latte art juga dinomor sekiankan.
“Namun barista wajib untuk mengasah skill latte art, untuk memberi effort atau upaya lebih kepada costumer agar punya sesuatu yang ditampilkan.” ujarnya.
Latte art harus dipelajari, ketika skill basic sudah perfect, mulai dari membuat espresso, susu, bahkan cara menuangkannya ke cangkir.
Viki Rahardja yang sarjana lulusan Teknik Nuklir di salah satu Universitas di Yogyakarta itu, sudah lebih dari satu dekade bergelut dengan dunia kopi. Ia bahkan totalitas dengan memberanikan diri keluar dari zona nyamannya bekerja di sebuah perusahaan untuk menjadi barista.
“Sejak 2011, kurang lebih 12 tahun saya memfokuskan diri sebagai peramu kopi, khususnya Latte Art,” Viki Rahardja mengenang memori silam.
Peluang menjadi barista itu besar, tidak hanya bikin kopi tapi dari kopi bisa punya teman baru dan membuka peluang lain.
“Karena kopi mempunyai privilege (hak istimewa, red) yang luas, jangan hanya terpaku disitu saja,” kata Viki Rahardja yang berharap dapat menjadi inspirasi anak muda.
Viki Rahardja sudah beberapa kali mencicipi prestasi di tingkat regional, nasional maupun internasional, khususnya tingkat Asia.
Antara lain, event Asia di Tokyo yang berhasil menduduki peringkat 16 serta Juara Pertama pada event di Thailand, 2016 lalu. Saat ini, ia lebih banyak dipercaya sebagai juri dan jarang mengikuti lomba lagi.
Saat ini Viki Rahardja bekerja di Toffin Indonesia, sebuah perusahaan distributor mesin kopi yang berkantor di Jakarta.
Perusahaan tersebut menyuplai kelengkapan coffe shop, mulai dari alat hingga bahan baku. Di Kalsel, Toffin Indonesia sudah dikenal dan Maju Makmur Coffe merupakan salah satu costumernya.
“Di Kalsel, khususnya Barabai, harus ada kompetisi yang proper, jangan mengecilkan semangat barista-barista, walaupun tinggal di daerah,” kata Viki Rahardja.
Diharapkan, barista bisa membawa nama daerah di kancah regional, nasional dan bahkan internasional. (ra)