
BARABAI (TABIRKota) – Hingga Sabtu (18/3) sore, banjir di Kota Barabai, ibu kota Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), Kalimantan Selatan (Kalsel) berangsur mulai surut namun di kawasan lebak seperti di Desa Sungai Buluh, Kecamatan Labuan Amas Utara (LAU), air justru semakin dalam.
Menurut Pambakal atau Kepala Desa Sungai Buluh, Suriani, ketinggian air bervariasi, dari sebatas lutut hingga pinggang orang dewasa.
“Sudah satu minggu terakhir, banjir di Sungai Buluh belum juga menampakkan tanda-tanda akan surut,” ujarnya.

Sungai Buluh terletak di kawasan lebak dan rawa yang merupakan wilayah resapan air dari beberapa kabupaten, seperti HST, Hulu Sungai Utara (HSU), Tabalong dan Balangan.
Bila hujan di kawasan pegunungan Meratus, air akan turun ke Barabai hingga merendam kawasan perkotaan.
Namun kemudian, setelah banjir di Barabai surut, air bergerak turun ke kawasan Sungai Buluh dan tertampung di daerah tersebut.
Suriani mengatakan, air telah merendam akses jalan desa sehingga tidak bisa dilalui kendaraan, baik roda dua maupun roda empat.
“Untuk beraktivitas sehari-hari, warga menggunakan jukung atau perahu kecil,” katanya.
Sementara itu, di kawasan pemukiman di sepanjang bantaran sungai Barabai seperti di Padawangan, ketinggian air kini sebatas lutut orang dewasa.
Sebelumnya, pada Jum’at (17/3) kemaren, di kawasan Padawangan ketinggian air mencapai pinggang orang dewasa. (ra)