
NINI LANJUNG, begitu wanita sepuh berusia 85 tahun, warga Kota Tanjung, Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan (Kalsel) itu biasa disapa. Nama aslinya Salamah, namun karena seringkali ia mahambin (menyandang) lanjung di punggungnya yang bungkuk saat beraktivitas, membuat panggilan Nini Lanjung melekat padanya.
Lanjung sendiri merupakan keranjang atau bakul besar untuk membawa barang-barang yang biasanya diletakkan atau disandang dipunggung. Semacam carrier yang biasa disandang para pendaki, hanya saja teramat sangat sederhana.
Ia sudah renta. Namun semangat hidupnya sangat tinggi hingga pantas menjadi inspirasi, terlebih bagi masyarakat marjinal yang belum menikmati meratanya distribusi ekonomi.
Tubuh boleh renta, namun semangat tak boleh sirna. Dengan tubuh bungkuknya, Nini Lanjung tak mau berdiam diri dan pasrah pada usia. Meski kadang tertatih, ia bawa fisiknya yang renta ke pasar membeli buah-buahan untuk dijual kembali.
“Pukul 07.00 pagi sudah berangkat dari rumah ke pasar membeli buah-buahan seperti pisang manurun (kepok), pisang mahuli, hambawang dan lainnya untuk dijual lagi,” Nini Lanjung memulai kisah.
Buah-buahan itu ia jual kembali. Di pasar yang sama dengan harga berbeda, sedikit lebih dari harga beli hingga ada keuntungan. Dalam sehari, ia bisa membawa pulang uang antara Rp15 hingga Rp20 ribu.
Jarak antara rumah Nini Lanjung dengan pasar sekitar 500 meter. Meski tidak terlalu jauh, namun, Nini Lanjung harus menempuh jarak 500 meter itu sekitar hampir satu jam berjalan kaki dengan tertatih. Faktor fisik dan usia membuat ia hanya bisa berjalan lambat.
Meski begitu, ikhtiar dan kemauannya untuk berusaha patut dicontoh, meski hasil yang didapat tak seberapa yang seringkali untuk dirinya sendiri saja tidaklah cukup. Sebuah semangat yang mengetuk pintu para dermawan melalui Komunitas Sayangi Sesama (KS2) Tabalong.
”Semangat beliau dalam berusaha patut diteladani, meski hasil tak seberapa namun pantang meminta-minta,” ujar Ketua KS2 Tabalong, Erlina Effendi Ilas.
Semangat itu pula yang menghantarkan langkah kaki KS2 Tabalong untuk bertandang ke rumah Nini Lanjung dan memberikan bantuan paket sembako untuk orang tua itu, Senin (30/1).
Hari itu, KS2 Tabalong membagikan sekitar 150 paket sembako terdiri dari 1 karung beras, 2 liter minyak goreng, cornet, 2 kg tepung dan 2 bungkus kecap isi ulang. Pembagian paket sembako tersebut, dilakukan KS2 Tabalong bekerja sama dengan Rumah Zakat Provinsi Kalsel dan Adaro Foundation yang ditujukan bagi para mustahik dalam program Dhuafa Bahagia (Dahaga).
Menurut Erlina Effendi Ilas, sebagai pewasilah kebaikan KS2 Tabalong selalu bersinergi bersama orang-orang baik untuk menyisir keberadaan masyarakat yang kurang beruntung.
”Terkadang di lapangan kita menemukan banyak pelajaran dan inspirasi hidup dari para mustahik. Seperti Nini Lanjung, betapa Allah SWT begitu baik dengan kita, dan itu membuat semangat berbagi tumbuh,” katanya.
Program Dahaga dari KS2 menyasar para dhuafa, janda jompo dan mereka yang hidup dalam keterbatasan ekonomi. Program tersebut secara rutin dibersamai oleh orang-orang baik di Tabalong, beberapa kesempatan juga dibersamai oleh entitas korporasi.
Kolaborasi umat untuk menghadirkan maslahat dan manfaat bagi mereka yang kurang beruntung menjadi penting. Pihak korporasi seperti PT PAMA Persada, PT BUMA, PT SIS juga pernah menjadi bagian dari kegiatan tersebut.
Untuk kali ini KS2 Tabalong melaksanakannya bersama Rumah Zakat dan PT Adaro Energy Indonesia dengan harapan dapat membantu mereka yang membutuhkan dan memaknai pelajaran dari kerasnya perjuangan kehidupan. (ra/lhm)