
BANJARMASIN (TABIRkota) – Gempa bumi berkekuatan cukup besar disertai likuifaksi (tanah yang mencair), dilaporkan telah terjadi di Marabahan, Barito Kuala, Kamis (30/3) menjelang pukul tiga sore.
Menerima laporan tersebut, para personil Kantor Pencarian dan Pertolongan atau SAR Banjarmasin, langsung bergegas.
Setelah menyiapkan perlengkapan dan peralatan yang dibutuhkan, 22 anggota diterjunkan ke lokasi bencana yang berjarak sekitar 50 kilometer dari Kantor SAR Banjarmasin.
Sampai di Marabahan, suasana terlihat sangat menyedihkan.
Ibukota Kabupaten Barito Kuala itu sudah porak-poranda akibat gempa dan likuifaksi.
Regu penyelamat bergerak cepat memberikan pertolongan kepada para korban.

Begitulah suasana simulasi atau latihan kebencanaan yang diadakan oleh Kantor SAR Banjarmasin.
Simulasi kali ini memang bersifat “kontekstual”, atau dirancang sedemikian rupa sehingga benar-benar menyerupai kondisi sesungguhnya di saat bencana terjadi.
Dengan simulasi kontekstual itulah, personil SAR Banjarmasin diharapkan benar-benar siap menjalankan tugasnya, kapanpun dan di manapun.
“Sebuah operasi penyelamatan menuntut kecepatan sekaligus ketepatan waktu, kerja tim yang baik, serta skill individu personil yang mumpuni”, kata Al Amrad, Kepala Kantor SAR Banjarmasin.
“Tidak ada pemberitahuan kepada para personil mengenai simulasi ini. Semuanya memang dibuat mendadak, supaya mereka benar-benar siap setiap saat”, lanjutnya.
Simulasi tersebut berlangsung selama 3 (tiga) hari berturut-turut, mulai Selasa (29/3) sampai Kamis (31/3/2022).
Rangga Perana, salah satu rescuer SAR Banjarmasin menuturkan, simulasi yang ia dan rekan-rekannya jalani, benar-benar seperti saat bencana terjadi.
“Hampir sama dengan operasi SAR sesungguhnya. Kami harus bisa evakuasi korban di ketinggian, dengan pencahayaan minim. Kondisi Medan sangat menyulitkan, jumlah korban cukup banyak, dan kami harus lakukan semuanya dengan cepat”, kata Rangga.
Kantor SAR Banjarmasin sendiri tahun ini masih menjadwalkan 2 (dua) latihan lagi bagi para anggotanya.
“Yaitu simulasi penyelamatan di kawasan gunung dan hutan, kemudian simulasi operasi SAR di perairan”, imbuh Wasino, Kepala Sub-Seksi Operasi dan Kesiapsiagaan Kantor SAR Banjarmasin. (ra)