
BANJARMASIN (TabirKota) – Bupati Barito Kuala, Noormiliyani AS menerima Bekantan Award 2022, Senin (28/3/2022).
Penghargaan yang ditandatangani Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya ini, diserahkan oleh Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor, di Aula Rektorat Universitas Lambung Mangkurat Banjarmasin.
Bekantan Award diberikan bertepatan dengan peringatan Hari Bekantan 2022, yang diselenggarakan oleh Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI).
Bekantan, salah satu satwa endemik Kalimantan, memiliki nama Latin Nasalis larvatus, dan menjadi maskot Kalimantan Selatan.
Turut hadir dalam acara ini, Rektor Universitas Lambung Mangkurat, Prof Sutarto Hadi.
Sementara Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Alue Dohong, menyaksikan penyerahan penghargaan secara daring.
Ketua Yayasan SBI, Amalia Rezeki menuturkan, Hari Bekantan dicetuskan kali pertama pada 2015 lalu, dan diperingati setiap tanggal 28 Maret.
“Adanya Hari Bekantan ini tidak lepas dari peran Ibu Noormiliyani, Prof Sutarto Hadi, serta Kepala BKSDA (Balai Konservasi dan Sumberdaya Alam) Kalimantan Selatan saat itu”, terang Amalia.
“Ketiga sosok itulah sebenarnya dibalik lahirnya Hari Bekantan”, sambungnya.
Bekantan Award, kata Amalia lagi, merupakan wujud apresiasi dari Yayasan SBI kepada tokoh maupun lembaga, yang telah berkontribusi terhadap upaya pelestarian bekantan.
Dalam sambutannya, Gubernur Sahbirin Noor mengatakan, Noormiliyani AS memiliki andil yang besar dalam pengembangan Pulau Curiak di Barito Kuala, sebagai kawasan konservasi bekantan.
“Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan mendukung penuh hal itu. Kita berharap yang telah beliau lakukan dapat menjadi inspirasi bagi yang lain”, tutur pria yang akrab disapa Paman Birin itu.
Sementara Noormiliyani AS menyebutkan, penghargaan yang ia terima sesungguhnya merupakan hasil kerja keras berbagai pihak.
“Sejak 2015 lalu, kita memang telah melakukan berbagai upaya terkait misi pelestarian bekantan”, ujarnya, usai menerima Bekantan Award.
Noormiliyani berpendapat, populasi bekantan yang merupakan satwa endemik Kalimantan Selatan, dapat terus ditingkatkan melalui kerjasama antara pemerintah pusat maupun daerah, dukungan organisasi nonpemerintah, juga peran pihak swasta dan masyarakat.(sah).