
PELAIHARI (TABIRkota) – Latihan Potensi SAR (Search and Rescue) 2022 yang digelar di Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan, sudah memasuki hari ke-5.
Latihan tersebut diselenggarakan oleh Kantor Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas (Badan SAR Nasional) Banjarmasin, dan diikuti oleh 100 peserta.
Latihan Potensi SAR 2022 ini melibatkan unsur-unsur TNI, Polri, instansi pemerintah lain, serta sejumlah organisasi di Kalimantan Selatan.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Banjarmasin, Al Amrad melalui Kepala Sub-Seksi Sumber Daya Endro Sasmita menuturkan, jumlah personel Basarnas Banjarmasin tidak sebanding dengan luas daerah kerja mereka, yang meliputi seluruh wilayah Kalimantan Selatan.
“Untuk itu, kami berupaya memberikan pengetahuan mengenai bidang ini kepada para potensi SAR. Tujuannya, agar mereka memiliki kompetensi dan keterampilan, sehingga suatu saat dapat dilibatkan dalam pelaksanaan operasi SAR”, terang Endro Sasmita.
Secara keseluruhan, Latihan SAR di Tanah Laut telah dimulai Selasa (16/3).
Pada hari pertama sampai hari ketiga, para peserta mendapatkan pengetahuan mengenai penanganan medis tingkat dasar (medical first responder), atau yang juga sering disebut penanganan pra-rumah sakit.
Pemberian materi tersebut berlangsung di Balai Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) Hutan Kota Tanah Laut di Pelaihari.
Kemudian sejak Jumat (19/3) para instruktur memberikan materi berupa praktik yang diadakan di Waduk Benua Tengah, Kecamatan Takisung, serta di menara FPTI (Federasi Panjat Tebing Indonesia) di Pelaihari.
Ryan Aditya, Instruktur dari Basarnas Banjarmasin menjelaskan, Waduk Benua Tengah menjadi lokasi praktik untuk latihan pemberian pertolongan di permukaan air (water rescue).
Materi yang diberikan dalam water rescue ini meliputi water trappen, RTRGT, defend and release, serta carry dan basic sea survival.
Water trappen adalah teknik mengapung di air tanpa berpindah tempat.
RTRGT, singkatan dari Reach, Throw, Row, Go, Tow, merupakan rangkaian teknik-teknik penyelamatan korban di perairan.
Defend and release berarti teknik menghindari kontak langsung dengan korban di perairan, dan teknik melepaskan diri dari korban di perairan.
Carry yaitu teknik membawa tubuh korban di perairan, kendati tindakan ini berpotensi meningkatkan risiko bagi si penolong.
Sedangkan basic sea survival mengajarkan dasar-dasar atau cara-cara bertahan hidup di tengah laut.
“Kami menyiapkan 5 (lima) sesi praktik dengan materi berbeda, antara lain ascend prusiking, ascend mechanical dan tandu darurat’, imbuh Dendy Prasetyo, Instruktur Basarnas Banjarmasin lainnya. (RA)