Tiga Hari Digempur Ombak, Rumah Warga di Takisung Terlindungi “Wave Breaker”

“Tiga hari berturut-turut, gelombang cukup besar menghantam kawasan pantai Takisung, mengakibatkan wave breaker luluh-lantak”

Silahkan Bagikan / Share :
Bupati Tanah Laut, H Sukamta dan jajarannya, meninjau kawasan Pantai Takisung, usai hantaman gelombang yang meluluhlantakkan wave breaker dan merusak beberapa rumah warga (foto: pemkab tala)

PELAIHARI (TABIRkota) – Keberadaan pemecah ombak (wave breaker) benar-benar dirasakan manfaatnya oleh warga yang bermukim di pesisir pantai Takisung, Kabupaten Tanah Laut, Kalimantan Selatan.

Selama tiga hari berturut-turut, gelombang cukup besar menghantam kawasan tersebut, mengakibatkan wave breaker luluh-lantak.

“Tiga hari tiga malam, ombak menggempur pantai di desa kami. Seandainya tidak ada wave breaker, habis rumah kami digulung ombak”, tutur Zahri, warga Desa Takisung RT 11, dikutip Media Center Tanah Laut, Jumat (4/3/2022).

Namun demikian, sebagian rumah warga tetap saja terkena dampaknya, karena ombak yang menggempur kawasan Pantai Takisung memang cukup besar.

Kejadian itu mendapatkan perhatian serius dari Bupati Tanah Laut, H Sukamta.

Ia dan jajarannya kemudian langsung meninjau lokasi kejadian di jalur Pantai Takisung.

“Kita susun perencanaan tahun ini juga, untuk mengatasi abrasi di Desa Takisung. Kita akan ajukan usulan ke BWS (Balai Wilayah Sungai), atau bisa juga ke Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), karena jelas ini membutuhkan biaya besar”, ungkap Bupati Sukamta.

Kendati masih tergolong aman, ia tetap meminta warga untuk selalu waspada menghadapi kejadian semacam itu.

“Dan kami tetap lakukan penanganan atas kondisi yang mengancam warga kami”, tegas Bupati. (sah)

Silahkan Bagikan / Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Next Post

Banjarmasin dan Muara Teweh, 1877-1880 (Bagian Pertama)

Sen Mar 7 , 2022
"Seperti di Batavia; dimana orang-orang Eropa, orang Perancis, orang Inggris, orang Spanyol, dan orang Jerman, sejak ratusan tahun silih berganti menetap dan terjadi perkawinan, menciptakan sebuah ras baru"

You May Like