KANDANGAN (TABIRkota) – Masyarakat pegunungan di Pagar Haur, Desa Jelatang, Kecamatan Padang Batung, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Kalimantan Selatan (Kalsel) mulai melaksanakan tradisi “manugal”, Rabu (8/12).
Ketua Pelaksana Kegiatan dari Majelis Dzikir Raudhatul Firdaus, H Muhammad Kusasi mengatakan, kegiatan tersebut dihadiri beberapa Kepala Desa, seperti Kepala Desa Melawan, Malilingin, Durian Rabung dan Malutu.
“Manugal adalah tradisi menanam padi yang rutin dilakukan setiap tahun oleh masyarakat, khususnya yang mendiami kawasan pegunungan,” katanya.

Manugal adalah prosesi menanam padi dengan sistem tugal, biasanya dilakukan pada lahan di dataran tinggi atau pegunungan.
Pada masyarakat kawasan pegunungan di HSS, prosesi “manugal” dilaksanakan dengan cara bergotong royong.
Menurut H Muhammad Kusasi, melalui kegiatan “manugal” diharapkan bisa mempertahankan budaya dan tradisi yang telah dilakukan turun temurun.
“Kegiatan “manugal” sarat dengan nilai-nilai kebersamaan, gotong royong dan kekeluargaan,” ujarnya.
Sebelum prosesi “manugal” dimulai, warga setempat memainkan alat tugal yang terbuat dari bambu panjang hingga menghasilkan bunyi-bunyian dan irama yang eksotik, yang dinamakan “kurung-kurung”.
Dahulu, prosesi “manugal” dilakukan menggunakan “kurung-kurung” dimana ayunan tongkat bambu yang dihentakkan, selain menghasilkan nada dan bunyi, juga membuat lubang di tanah.
Begitu lubang terbentuk, dengan cekatan kaum wanita memasukkan benih padi kedalamnya.
Namun sekarang, “kurung-kurung” lebih sebagai pelengkap yang dimainkan sebelum proses “manugal” dilaksanakan. (man/RA)