TANJUNG (TABIRkota) – Setelah dua jalur perundingan, secara bipartite dan tripartite membahas masalah diskriminasi upah gagal dilakukan, dua serikat pekerja PT Saptaindra Sejati (SIS) Admo mengancam akan menggelar aksi mogok kerja secara besar-besaran.
Dua serikat pekerja tersebut, masing-masing Federasi Serikat Pekerja Kimia Energi, Pertambangan, Minyak Gas Bumi dan Umum (FSP KEP) dan Serikat Pekerja Mandiri (SPM) SIS Admo, merupakan serikat pekerja dilingkup intern PT SIS Admo.
Menurut Ketua Pimpinan Unit Kerja (PUK) FSP KEP SIS Admo, Muhammad Riyadi, rencana demo disepakati setelah pertemuan dengan manajemen perusahaan di Banjarmasin yang tidak menemukan titik temu,
“Kita telah mencapai kesepakatan dengan kawan-kawan di SPM untuk berjuang bersama dalam menghadapi masalah diskriminasi upah ini,” ujarnya.
Dalam demo nanti, katanya, FSP KEP dan SPM SIS Admo akan menurunkan sedikitnya 1.900 pekerja.
“Untuk waktu pelaksanaan demo, masih menunggu keputusan yang akan dirapatkan dengan kawan-kawan SPM,” katanya.
Senada, Ketua SPM SIS Admo, Edy Nuryanto mengatakan, para pekerja yang akan demo nantinya bukan hanya yang tergabung dalam serikat pekerja tetapi juga pekerja yang tidak berserikat.
“Jadi demo nanti diperkirakan akan melibatkan 4.000 lebih pekerja,” katanya.
Diharapkan, demo adalah langkah terakhir hingga dapat ditemukan penyelesaian terkait masalah diskriminasi upah yang terjadi di PT SIS Admo.
Sebelumnya, para pekerja yang tergabung dalam FSP KEP dan SPM SIS Admo telah menyampaikan keluhan ke Disnaker Tabalong karena merasa ada diskriminasi pembayaran atau upah di lingkungan kerja PT SIS Admio.
Beberapa karyawan baru yang merupakan eks karyawan PT Pama mendapat upah lebih besar dibanding mereka yang telah bekerja puluhan tahun di PT SIS Admo, padahal jabatan kerja yang diemban sama. (yie)