MUARA TEWEH (TABIRkota) – Dalam rangka memudahkan pengelolaan pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat serta Bahan Medis Habis Pakai (BMHP), Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Barito Utara (Barut), Kalimantan Tengah (Kalteng) menggelar Pertemuan Pendampingan Manajemen Logistik.
Kegiatan yang dihadiri 50 peserta tersebut dilaksanakan di aula Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan Penggembangan (Bappeda Litbang) Barut, Rabu (27/10).
Kepala Dinas Kesehatan Barut, Siswandoyo melalui Sekretaris Dinkes, Pariadi mengatakan, informasi kesehatan merupakan bagian dari sistem kesehatan.
“Oleh karena itu, kebutuhan akan layanan informasi yang cepat dan tepat semakin mendesak untuk dilakukan,” katanya.
Informasi ketersediaan obat publik disetiap level pemerintah, perlu diketahui dan dimonitor karena merupakan bagian penting dalam layanan kesehatan.
Menurutnya, sistem informasi e-logistik obat dibuat pemerintah pusat, dalam hal ini Kementerian Kesehatan RI, diharapkan dapat menjawab kebutuhan informasi tersebut.
“Logistik obat dan BMHP memiliki peran penting dalam sistem kesehatan nasional dalam mendukung pelayanan kesehatan disemua tangkat yang diprediksi akan meningkat, khususnya di era Jaminan Kesehatan Nasional,” ujarnya.
Ia menambahkan, manajemen logistik obat dan BMHP yang baik akan memberikan kemudahan untuk mengelola pengadaan, penyimpanan dan distribusi dalam rangka memenuhi permintaan pasien yang semakin meningkat.
“Pelayanan logistik obat dan BMHP di Indonesia memiliki pola dan struktur yang khas mulai tingkat pusat, provinsi, kabupaten kota dan fasilitas kesehatan, dimana masing-masing tingkat memiliki wewenang serta tanggung jawab yang berbeda,” tambahnya.
Sistem manajemen logistik secara elektronik telah dikembangkan dalam bentuk aplikasi e -logistik obat dan BMHP untuk digunakan disemua tingkat instalasi farmasi pemerintah.
Kegiatan pertemuan tersebut diharapkan akan meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pengelolaan obat serta BMHP di Puskesmas, termasuk pengkoordinasian data laporan pemakaian.
Pada kegiatan pertemuan itu, hadir 50 peserta yang terdiri dari 30 peserta dari pengelola obat Puskesmas, lima orang dari Dinkes Barut, 15 petugas gudang farmasi serta para nara sumber. (ban)